A. Pengertian Batu Granit
Granit adalah batuan terobosan yang
terjadi melalui proses pembekuan magma di permukaan bumi dengan temperatur yang
stabil. Batu granit memiliki sifat asam; berbutir kasar hinggga sedang; serta
bewarna terang keabuan, kecoklatan, dan kemerahan. Selain itu, batu granit
merupakan jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan.
Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan
sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³
dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum.Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai
sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat
kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal
yang sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur
koordinat (Coordinate Measuring Machine).
B.
Identifikasi Granit
Batu granit memiliki warna yang
terang, bertekstur kasar dengan susunan mineral acak. Granit memiliki kilau
yang bagus dan tahan cuaca serta hujan asam. Granit adalah jenis batuan
intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan
besar, keras dan kuat, dan banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi
bangunan. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara
1,74 dan 2,80.
C.
Terbentuknya Granit
Granit ditemukan dalam pluton-pluton
besar pada benua, ketika kerak bumi telah mengalami pengikisan yang besar.Granit
mengalami proses pendinginan yang sangat lambat pada kedalaman jauh dari
permukaan tanah, untuk membentuk butiran-butiran mineral besar. Pluton yang
ukurannya kurang dari 100 km2 disebut dengan galang dan yang lebih
besar disebut batolit.Selain itu, granit juga terbentuk dari letusan gunung
berapi yang mengeluarkan lava pijar. Ketika lava keluar dari dalam perut bumi
dan memenuhi daratan bumi, tetapi lava dengan komposisi sama dengan granit
hanya ke luar pada permukaan bumi. Ini berarti, granit harus terbentuk melalui
pelelehan batuan benua yang dapat terjadi karena dua alasan, yaitu penambahan
panas dan penambahan volatil (air atau karbon dioksida atau keduanya).
Permukaan benua relatif panas karena mengandung sebagian besar uranium
dan potasium yang memanaskan daerah sekelilingnya melalui peluruhan radiokatif.
Proses lempeng tektonik terutama subduksi dapat menyebabkan magma basaltik naik
di bawah benua. Selain panas, karbon dioksida ini melepaskan magma dan air yang
membantu semua jenis batuan meleleh pada suhu lebih rendah. Diperkirakan
bahwa sejumlah besar magma basaltik dapat menempel ke bagian bawah sebuah benua
dalam proses yang disebut underplating. Dengan pelepasan panas
dan cairan yang lambat, sejumlah besar kerak benua bisa berubah menjadi granit
pada waktu bersamaan.
Ada tiga hal yang membedakan granit dengan batuan lainnya, yaitu :
1) Granit terbetuk dari butiran-butiran
mineral besar yang bersatu erat.
2) Granit selalu terdiri atas mineral
kuarsa dan feldspar, dengan atau tanpa jenis mineral lain di dalamnya.
3) Hampir semua jenis granit berbentuk
beku dan plutonik. Pengaturan acak butiran pada batu granit merupakan bukti
otentik asal plutoniknya. Batuan dengan komposisi yang sama seperti
granit bisa terbentuk melalui proses metamorfisme batuan sedimen yang lama.
Akan tetapi, jenis batuan ini memiliki corak yang kuat dan biasanya disebut
dengan granit gneiss.
D. Stuktur Mineral
Granit yang murni hanya salah satu
jenis granitoid. Sebuah granitoid mengandung 20-60 % kuarsa dan kandungan
feldspar. Granit adalah batuan yang kuat karena memiliki butiran mineral yang
terbentuk selama periode proses pendinginan yang sangat lambat. Penambahan
kuarsa dan feldspar menunjukkan kekuatan granit lebih kuat dibandingkan baja.
Karena kekuatannya tersebut, granit banyak dipakai untuk bangunan dan benda
hiasan seperti batu nisan.Kuarsa dan Feldspar umumnya memberikan granit
bercahaya terang, dari warna merah muda sampai warna putih. Warna dasar
tersebut disisipkan oleh mineral-mineral pengaya lainnya yang warnanya lebih
tua. Mineral pelengkap yang paling umum adalah mika biotit hitam dan
hornblenda amfibol hitam.Granit
merupakan batuan beku dalam bertekstur holokristalin, feneritik, berbutir
kasar, mengandung mineral-mineral : kuarsa 10-4- %, felsparkalium 30-60
%, plagioklas natrium 0-35%, mineral mafis (biotit, hornblenda) 35-10 %.Batuan
leleran dari granit adalah Riolit. Secara fisik riolit berbutirhalus, bertekstur
holokristalin hingga hipokristalin, afanitik. Mempunyai komposisi mineral sama
dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan batuan leleran dalam
bentuk retas, sill, dan aliran. Berwarna abu-abu kemerahan hingga kehijauan,
berbutir kasar dengan komposisi mineral feldspar, kuarsa, hornblende dan
biotit.
E.Cara
Penambangan
Tekinik penembangan granit
atau granodiorit dilakukan seperti pada penambangan andesit.Mempertimbangkan
warna dan tekstur granit atau granodiorit lebih indah dibandingdengan andesit,
penambangan dalam bentuk balok untuk selanjutnya dipotong ataudigrenda dengan
ukuran tertentu, kemuduan dipoles sangat dianjurkan. Sisa hasil pemotongan
dapat dimanfaatkan untuk pembuatan teraso.
PEMANFAATAN BATU GRANIT